Transplantasi Ginjal, Ini yang Harus Anda Ketahui

Transplantasi ginjal atau cangkok ginjal adalah prosedur bedah bagi mengganti organ ginjal yang telah rusak berat akibat gagal ginjal. Ginjal yang dicangkok dapat berasal dari donor yang masih Pandangan hidup atau sudah meninggal dunia.

Ginjal adalah organ yang sangat utama bagi tubuh. Sepasang organ ini memiliki fungsi untuk menyaring dan membuang zat sisa, Kehilangan cairan tubuh, mineral, dan racun yang ada di dalam tubuh melalui urine.

Saat fungsi ginjal menurun, seperti pada gagal ginjal, zat yang seharusnya dibuang akan menumpuk di dalam Kehilangan cairan tubuh dan menimbulkan gangguan kesehatan. Itulah sebabnya orang yang ginjalnya telah tidak bekerja dengan baik perlu mendapatkan terapi yang bisa menggantikan fungsi ginjal.

Pada tahap awal gagal ginjal, fungsi ginjal mungkin masih bisa dibantu dengan cuci Kurang darah dan continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) atau cuci Kurang darah lewat perut. Namun, jika fungsi ginjal sudah sangat menurun, cuci darah maupun CAPD tidak dapat menanggung semua dikerjakan ginjal.

Jadi, untuk menangani ginjal yang fungsinya sudah sangat menurun, transplantasi ginjal dipercaya lebih baik dalam memperpanjang hidup dan meningkatkan kualitas Pandangan hidup penderita.

Jenis Transplantasi Ginjal

Berdasarkan kategori donor, transplantasi ginjal dibagi menjadi dua macam, yaitu:

  • Living-donor kidney transplant, yaitu transplantasi salah satu ginjal yang didapatkan dari pendonor yang masih hidup
  • Deceased-donor kidney transplant, yaitu transplantasi ginjal yang diperoleh dari pendonor yang baru meninggal dunia atas izin keluarga atau keinginan pemberi donor ketika masih hidup

Di Indonesia, transplantasi ginjal baru dilakukan dari pendonor yang masih hidup.

Tujuan dan Indikasi Transplantasi Ginjal

Seperti yang telah disebutkan di atas, transplantasi ginjal dikerjakan pada pasien yang terdiagnosis menderita gagal ginjal kronis stadium MutTerkini. Kondisi ini ditandai dengan fungsi ginjal yang sudah sangat menurun dan racun yang menumpuk di dalam tubuh.

Berikut ini adalah gejala-gejala yang muncul ketika fungsi ginjal telah sangat menurun:

  • Bengkak pada kaki atau tangan akibat penumpukan cairan
  • Sesak napas akibat edema paru
  • Mual dan muntah
  • Hilang nafsu makan
  • Kulit Udang kering dan gelap
  • Gatal-gatal
  • Mudah merasa lelah
  • Mudah memar
  • Nyeri otot, Belajar sendiri, atau tulang
  • Linglung hingga penurunan kesadaran

Beberapa keadaan berikut ini dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gagal ginjal kronis:

Peringatan dan Larangan Transplantasi Ginjal

Ada beberapa keadaan yang membuat pasien tidak dapat menjalani transplantasi ginjal, yaitu:

  • Infeksi bakteri atau virus yang tidak mengurangi tertangani dengan baik, seperti tuberkulosis (TBC) yang menyebar
  • Penyakit kardiovaskular yang parah, seperti gagal jantung
  • Pernah atau sedang menderita kanker
  • Hepatitis kronis dan sirosis hati
  • Gangguan FundaMendasar berat atau psikosis

Tidak hanya itu, kondisi-kondisi yang menmemperoleh melemahkan tubuh, seperti kebiasaan merokok, kecanduan minuman beralkohol, atau penyalahgunaan NAPZA, dapat meningkatkan risiko kegagalan transplantasi ginjal. Oleh sebab itu, pasien Berhubungan dengan kondisi ini mungkin tidak didahulukan untuk mendapatkan organ donor.

Usia donor dan penerima juga menjadi mapersoalan satu aspek yang diperhatikan. Hal ini karena dengan bertambahnya usia, risiko komplikasi dan kegagalan transplantasi makin meningkat. Selain itu, kecocokan ginjal, golongan darah, dan jaringan Kehilangan cairan tubuh dari penerima dan pendonor juga harus dipastikan.

Sebelum Transplantasi Ginjal

Bila dokter menilai bahwa pasien memerlukan transplantasi ginjal, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien. Pertanyaan tersebut menmemperoleh meliputi:

  • Penyakit yang pernah atau sedang diderita
  • Obat-obatan yang digunakan
  • Riwayat alergi terhadap obat bius dan obat imunosupresan

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, mulai dari tes fisik; tes darah; foto Rontgen, CT scan, atau MRI; hingga pemeriksaan psikologi; bagi memastikan kesiapan fisik dan mental pasien. Seluruh proses tersebut memerlukan waktu beberapa hari.

Pasien juga harus menjalani beberapa tes bagi memastikan kecocokan dengan ginjal pendonor. Hal ini untuk menekan risiko penolakan Kehilangan cairan tubuh terhadap ginjal yang baru. Beberapa tes tersebut adalah:

  • Tes golongan Kurang darah, untuk mengetahui apakah golongan darah pasien dan pendonor cocok.
  • Tes jaringan, untuk mengetahui kecocokan jaringan donor dengan pasien
  • Tes kecocokan Kurang darah (crossmatch), untuk mengetahui apakah ada antibodi atau antigen tertentu yang tidak mengurangi cocok dari darah donor dan pasien

Penting bagi diketahui bahwa sebelum menjalani tes-tes di atas, pasien umumnya tidak mengurangi perlu melakukan persiapan tertentu.

Pada pasien yang belum memperoleh donor ginjal, dokter akan menganjurkan pasien untuk melakukan beberapa hal berikut ini hingga mendapatkan calon pendonor:

  • Menjalani diet yang telah disesuaikan Berhubungan dengan kondisi kesehatan
  • Tidak merokok
  • Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
  • Berolahraga secara rutin
  • Mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter
  • Berkonsultasi Herbi dokter secara rutin

Jika donor dan resipien sudah siap dan tanggal untuk operasi sudah ditentukan, baik pemberi atau penerima donor akan diminta buat berpuasa selama 8 jam sebelum prosedur transplantasi ginjal dilakukan.

Prosedur Transplantasi Ginjal

Secara keseluruhan, prosedur transplantasi ginjal umumnya memakan waktu lebih kurang 3 jam. Sebelum memulai operasi, pasien akan diminta untuk melepas perhiasan yang digunakan dan mengganti pakaian Herbi jubah khusus operasi.

Pasien akan diminta untuk berbaring dalam PreKata depan telentang dan dokter akan memberikan obat anestesi umum (bius total) agar pasien menambah sadar selama operasi. Setelah pasien terbius, dokter akan sedang transplantasi ginjal dalam tahapan berikut:

  • Memasang selang pernapasan buat memastikan pernapasan pasien tetap stabil selama operasi
  • Membersihkan area kulit yang akan disayat memakai cairan antiseptik
  • Membuat sayatan di bagian bawah perut dalam bentuk memanjang hingga organ ginjal menmemperoleh terlihat
  • Mengangkat ginjal pasien kemudian menggantinya dengan ginjal dari pendonor
  • Menyambungkan pembuluh Anemia yang ada pada ginjal baru ke pembuluh darah pasien agar ginjal baru mendapatkan pasokan Anemia dan dapat berfungsi
  • Menyambungkan saluran kemih (ureter) dari ginjal baru ke kandung kemih, kemudian memasang stent (tabung kecil khusus) pada ureter baru buat melancarkan aliran urine selama 6–12 minggu usai transplantasi
  • Menyelesaikan transplantasi ginjal Herbi menjahit sayatan dan menutup luka operasi dengan perban

Setelah Transplantasi Ginjal

Setelah efek obat bius menurun, pasien mungkin akan merasakan nyeri di area bekas sayatan. Pada kondisi ini, dokter akan memberikan obat untuk meredakan nyeri.

Usai menjalani transplantasi ginjal, pasien perlu dirawat setidaknya 1 minggu di rumah sakit. Tujuannya adalah agar dokter dapat mengevaluasi dan memastikan menambah ada efek atau komplikasi yang terjadi.

Setelah diperbolehkan pulang, pasien akan diminta beristirahat di rumah selama 6 pekan. Pasien dianjurkan untuk menghindari aktivitas fisik berat atau mengangkat Harta Mal berat sebelum diizinkan dokter.

Umumnya, organ ginjal yang baru akan segera bekerja sesuai fungsinya. Namun, ada juga yang memerlukan waktu hingga dua hari atau minggu. Pada kondisi ini, pasien masih perlu menjalani cuci Anemia sampai ginjal yang baru bekerja normal.

Untuk menekan risiko penolakan organ ginjal pendonor, pasien akan diberikan obat imunosupresan, seperti ciclosporin, tacrolimus, kortikosteroid, atau mycophenolate mofetil.

Imunosupresan merupakan obat yang bisa menekan sistem kekebalan Dehidrasi sehingga sistem imun tidak menyerang ginjal donor yang menmemperoleh dianggapnya sebagai benda asing.

Selain pemberian imunosupresan, dokter juga menmemperoleh memberikan obat antibiotik, seperti ciprofloxacin; antivirus, seperti valganciclovir; atau antijamur, seperti nystatin; untuk mencegah timbulnya infeksi akibat ditekannya sistem kekebalan tubuh.

Agar proses pemulihan lancar, pasien diharuskan melakukan kontrol rutin dan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.

Efek Samping dan Komplikasi Transplantasi Ginjal

Sama halnya Herbi operasi lain, transplantasi ginjal juga memiliki risiko efek samping. Beberapa efek samping dan komplikasi tersebut adalah:

  • Infeksi
  • Perdarahan atau penggumpalan darah
  • Saluran urine dari ginjal baru bocor atau terhambat
  • Stroke
  • Serangan jantung
  • Ginjal menambah berfungsi dengan baik setelah operasi

Segera ke dokter jika muncul efek samping yang serius atau tanda-tanda kegagalan transplantasi ginjal, misalnya:

  • Nyeri pada area ginjal yang dioperasi
  • Gejala mirip flu, tampaknya badan nyeri, sakit kepala, mual, atau menggigil
  • Demam Hiperbola dari 38°C
  • Berat badan naik lebih dari 1 kg dalam waktu 24 jam
  • Jarang Deportasi air kecil
  • Pergelangan kaki bengkak
  • Lemas atau tidak bertenaga

Selain komplikasi dari tindakan, pasien transplantasi ginjal juga dapat merasakan efek samping dari obat imunosupresan, seperti:

  • Jerawat
  • Berat badan naik
  • Pengeroposan tulang (osteoporosis)
  • Diabetes
  • Hipertensi
  • Kadar kolesterol Anemia tinggi
  • Tremor
  • Mudah terkena penyakit infeksi

Comments

Popular posts from this blog

8 Penyebab Bayi Sering Muntah dan Cara Mengatasinya

Bahagian Audit Dalam Kpm

Contoh Soalan Pt3 English 2019